Monday, July 11, 2011

Recomendation

Perbaikan dan pelebaran jalan
                Kondisi jalan di desa Bondo, sempit, banyak berlubang, dan belum beraspal. Kondisi jalan seperti ini terutama ditemukan di jalan menuju ke kawasan pantai Bondo. Akibat banjir yang terjadi beberapa waktu yang lalu menyebabkan jalan menuju pantai ini rusak parah dan belum ada usaha perbaikan. Selain itu, jalan di kawasan pantai sendiri, belum beraspal, dan sempit, lebar jalan hanya sekitar 3-4 meter, dan dapat dilalui satu buah mobil, padahal masih terdapat lahan kosong di pinggiran jalan tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan pelebaran jalan setidaknya sampai 6 meter, sehingga memudahkan dalam sirkulasi lalu lintas wisatawan, jika pantai tersebut akan dikembangkan sebagai kawasan wisata. Perbaikan jalan menjadi jalan beraspal atau jalan dengan paving, yang lebih menyerap air, akan memperlancar transportasi di kawasan wisata pantai Bondo. Perbaikan jalan dan pelebaran jalan menuju kawasan pantai sangat diperlukan karena sebagai akses masuk utama menuju kawasan pantai, sehingga transportasi yang lancar sangat diperlukan. Selain itu, perbaikan jalan keluar desa Bondo, atau menuju ke kecamatan Bangsri juga sangat penting, karena dapat meningkatkan aksesbilitas desa Bondo dengan desa yang lain dalam kecamatan Bangsri maupun dengan luar kecamatan, sehingga potensi desa Bondo sebagai sentra perdagangan dan pengolahan ikan, serta sentra wisata dapat dikembangkan.

Peningkatan ketrampilan masyarakat
                Masyarakat berperan aktif dalam program pelatihan ketrampilan baik yang diadakan oleh pemerintah maupun yang diadakan oleh sekelompok masyarakat sendiri. Hal ini agar masyarakat yang menganggur dapat menerapkan ketrampilan yang didapat dari program pelatihan. PNPM (Program Nasional Pengembangan Masyarakat) merupakan salah satu pelatihan berupa pengolahan ikan mentah menjadi makanan jadi seperti abon tuna, sosis, nuget, krupuk dan bahan olahan lainnya.

Peningkatan kualitas pendidikan
                Kualitas pendidikan di desa Bondo yang masih rendah dan berpengaruh terhadap jumlah pengangguran, serta kurangnya kreativitas masyarakat desa Bondo untuk menciptakan lapangan kerja sendiri menyebabkan pentingnya perbaikan mutu pendidikan di desa Bondo. Perbaikan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan penambahan jumlah fasilitas pendidikan, seperti sekolah,baik sekolah akademik, maupun sekolah ketrampilan, hingga tingkat Menengah ke atas. Perbaikan sistem pendidikan, yaitu tidak hanya berdasarkan buku, tapi dapat langsung dengan observasi lapangan, sehingga siswa lebih dapat mengenal lingkungannya. Pola pembelajaran seperti ini akan lebih efektif dibandingkan dengan duduk berapa jam mendengarkan ajaran dari tenaga pengajar. Selain itu, penyediaan buku gratis akan memperluas wawasan generasi pemuda di desa Bondo, sehingga dapat merubah cara pandang mereka terhadap kehidupan. Cara pandang ini, akan menciptakan inovasi-inovasi terbaru untuk mengembangkan potensi di desa mereka.

Peningkatan fasilitas penunjang wisata
                Salah satu potensi yang ada di desa Bondo adalah potensi wisata. Wisata pantai desa Bondo dapat dikembangkan menjadi wisata yang sangat menarik, melebihi pantai Bandengan dan Kartini yang sudah lebih dikenal orang. Untuk mendukung pengembangan pariwisata ini, sebaiknya disekitar pantai Bondo dibangun penginapan, kawasan perdagangan, dan berbagai layanan olahraga air, untuk menarik minat wisatawan. Banyaknya lahan non terbangun di desa Bondo dapat dikonversikan menjadi penginapan dengan melihat aspek lingkungan di desa Bondo. Sehingga konversi lahan ini tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Penyediaan layanan permainan air, memberi daya tarik khusus bagi kawasan wisata pantai. Selain itu, fasilitas perdagangan akan sangat mendukung aktivitas wisata yang berlangsung di desa Bondo, berupa perdagangan kerajinan khas Bondo, Jepara, hasil pertanian, perkebunan, maupun perdagangan hasil pengolahan ikan. Selain itu, Pemerintah juga perlu bekerja sama dengan investor swasta untuk membantu usaha pengembangan pariwisata desa Bondo.

Peningkatan industri pengolahan ikan
                Selama ini, industri pengolahan ikan di desa Bondo masih sangat sederhana dan masih dalam skala home industry. Untuk mengembangkan industi pengolahan ikan tersebut, sebaiknya kawasan industri pengolahan ikan membentuk sistem cluster, dimana terdapat home industri yang masih menggunakan peralatan sederhana, dan industri yang besar. Kawasan home industri berada di sekitar pantai, sehingga dapat dijadikan salah satu objek wisata bagi wisatawan, selain wisata pantai. Industri dalam skala besar berada jauh dari kawasan pantai, untuk tujuan perdagangan yang lebih besar, dan harus didukung oleh aksesibilitas terutama jaringan jalan dan alat transportasinya.

Penyediaan sarana angkutan umum
                Perkembangan suatu kawasan tidak  lepas dari sistem transportasi yang baik, terutama dalam hal penyediaan sarana angkutan umum. Oleh sebab itu, untuk mendukung mobilitas penduduk Desa Bondo yang semakin tinggi, sebagai akibat dari perkembangan Desa Bondo sebagai sentra wisata, perdagangan, dan pengolahan ikan, maka diperlukan sarana angkutan umum. Sarana angkutan umum tersebut natinya akan melayani penduduk baik di dalam desa Bondo, maupun penduduk di luar Desa Bondo yang akan menuju-keluar Desa Bondo. 

Our Problem Structure

Penstrukturan masalah dimulai dengan menyusun kerangka logis. Kerangka logis ini berisi tentang data dan analisis dari setiap sektor yang diidentifikasi di Desa Bondo. Data yang diungkapkan dalam penyusunan kerangka logis ini dapat berbentuk data kualitatif atau data kuantitatif yang telah didapatkan pada saat proses pengumpulan data sebelumnya. Data-data tersebut nantinya diharapkan dapat memberikan gambaran singkat tentang kondisi eksisting wilayah studi sehingga dapat diungkapkan pula potensi dan permasalahan yang terjadi di dalamnya.
Penyusunan kerangka logis ini nantinya akan disesuaikan dengan sektor-sektor yang ada, antara lain kondisi fisik alam, kependudukan, sarana dan prasarana, kondisi sosial budaya, ekonomi, aktivitas dan penggunaan lahan. Penyusunan berdasarkan sektor yang ada tersebut bertujuan agar lebih mudah dalam proses analisis dan identifikasi potensi dan permasalahannya.
Berdasarkan data dan analisis dalam kerangka logis  akan ditemukan potensi dan permasalahan dari setiap sektor. Dari permasalahan tiap sektor tersebut, kemudian diidentifikasi permasalahan apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup perencanaan. Pemilihan permasalahan tersebut didasarkan pada kriteria permasalahan mana yang bersifat darurat, berdampak luas dan dalam waktu yang cukup panjang.






Dari kerangka logis kemudian distrukturkan melalui pohon masalah. Masalah prioritas yang didapat yaitu Rendahnya daya saing wilayah Desa Bondo terhadap wilayah lain dari prioritas permasalahan tersebut berakibat langsung pada Rendahnya pendapatan masyarakat di Desa Bondo, Kurang berkembangnya aktivitas industri dan pariwisata karena masih dalam skala kecil, kurang optimalnya kontribusi Desa Bondo terhadap perkembangan perekonomian Kabupaten Jepara, dimana dampak di masa yang akan datang mengakibatkan Kesejahteraan masyarakat Desa bondo yang masih tertinggal dibanding wilayah lain dan Desa Bondo belum bisa menjadi prioritas utama wilayah pengembangan di Kabupaten Jepara. 



Sunday, July 10, 2011

Potensi dan Masalah Desa Bondo


Potensi Desa Bondo
Asal mula Desa Bondo dimulai dari seorang bangsawan bernama Ki Tunggul Wulung yang membuka lahan baru atau dalam bahasa jawa sering disebut “mbabat alas” yang sekarang dikenal dengan nama Bondo. Ki Tunggul Wulung menyebarkan agama Kristen sehingga sampai saat ini sebagian besar warga di Desa Bondo tersebut beragama Kristen. Pada awalnya aktivitas di Desa Bondo hanya berupa aktivitas pertanian. Namun dengan adanya pertumbuhan penduduk maka aktivitas di Desa Bondo juga mengalami perkembangan menjadi beberapa aktivitas lain seperti industri pengolahan ikan, industri meubel, dan pariwisata.
Secara topografi Desa Bondo terbagi dalam tiga wilayah yaitu wilayah pantai atau perairan di bagian barat, wilayah dataran rendah di bagian tengah, dan wilayah pegunungan di bagian timur dengan kondisi topografi pada ketinggian antara 97-100m dari permukaan laut. Letaknya yang berada di pesisir pantai mendorong sektor perikanan di desa tersebut menjadi sektor yang potensial.
Adanya sektor perikanan menjadi prioritas utama dalam kontribusi perekonomian di Desa Bondo. Hal ini dapat dilihat dengan adanya home industry dimana yaitu kegiatan pengolahan hasil perikanan yang didukung dengan adanya kelompok Mulya Bakti yang berinisiatif untuk mengolah hasil perikanan menjadi makanan seperti kerupuk tenggiri, abon tuna, sosis, dll. Bahkan distribusi hasil produksi tersebut sampai ke luar Kabupaten Jepara sehingga dapat menambah pendapatan bagi penduduk di Desa Bondo. Untuk hasil produksi pertanian dan perkebunan Desa Bondo juga mampu memberikan kontribusi perekonomian yang cukup besar. Dapat diketahui bahwa hasil pertanian di Desa Bondo tersebut memiliki kualitas yang baik dan hasil perkebunannya telah didistribusikan sampai ke kota-kota besar seperti Semarang dan Surabaya.



Selain industri pengolahan hasil perikanan, Desa Bondo juga memiliki potensi berupa pariwisata. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa lokasi wisata seperti Pantai Bondo, Telaga Sejuta Akar, dan Petilasan Mbah Suto Jiwo. Pantai Bondo berlokasi di Desa Bondo Kecamatan Bangsri sekitar 17 km dari pusat kota. Pantai ini memiliki pasir putih sepanjang ± 2 km dan di sekitar pantai banyak pohon peneduh yang didominasi jenis pandan


Lokasi wisata lainnya yang terkenal adalah Telaga Sejuta Akar. Telaga sejuta akar merupakan obyek wisata baru dengan pemandangan utama berupa pohon karet dan mata air menyerupai telaga. Berlokasi + 25 km dari pusat kota Jepara.




Dalam aspek demografi, penduduk Desa Bondo mayoritas beragama Islam dan Kristen dengan perbandingan yang sama besar. Meskipun demikian, kerukunan umat beragama di Desa Bondo sangat tinggi, hal ini terlihat adanya kegiatan sosial berupa pawai takbir keliling dimana selain diikuti umat Islam juga diikuti umat Kristen terutama pemuda yang merupakan mayoritas warga di desa ini. Selain itu, bentuk sosial masyarakat Desa Bondo juga terlihat pada acara pemakaman dimana apabila yang meninggal beragama non Islam, maka pada saat pemakaman masyarakat yang beragama Islam turut berpartisipasi membantu acara pemakaman tersebut, begitu juga sebaliknya.

Permasalahan Desa Bondo
Dengan melimpahnya sumber daya alam yang tersedia serta kondisi fisik yang mendukung aktivitas warganya, seharusnya kesejahteraan masyarakat Desa Bondo dapat terjamin. Namun, kenyataannya kesejahteraan masyarakat Desa Bondo saat ini belum merata. Hal ini disebabkan belum maksimalnya sistem distribusi hasil industri dan pertanian tersebut. Pemerintah pun terkesan masih setengah-setengah dalam membantu mengembangkan aktivitas warganya. Hal ini terlihat dari birokrasi yang masih cukup rumit dalam penyaluran bantuan kepada masyarakat Desa Bondo dalam mengembangkan aktivitasnya.
Selain hasil alamnya, Desa Bondo juga memiliki kondisi fisik alam yang potensial untuk dikembangkan sebgai penunjang kesejahteraan masyarakatnya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya tempat wisata alam yang memiliki pemandangan serta suasana yang menarik minat para wisatawan baik dari dalam maupun luar Desa Bondo. Namun, kurang optimalnya peran serta masyarakat dan pemerintah dalam mengembangkan aktivitas pariwisata tersebut menjadi kendala utama tidak berkembangnya potensi wisata alam di Desa Bondo.
selain itu penggunaan lahan yang sebagian besar dimanfaatkan untuk aktivitas permukiman dan pertanian, menyebabkan dampak tidak langsung pada aktivitas lainnya. Sebagai contoh, lokasi wisata pantai Bondo yang berada di sekitar permukiman warga menyebabkan lokasi tersebut berupa  tanah pemacikan (tanah milik warga), hal ini mempersulit usaha pemerintah untuk mengembangkan Pantai Bondo karena warga menolak tanahnya dibeli untuk dijadikan tempat wisata. Warga sekitar saat ini memanfaatkan pantai Bondo untuk mengadakan acara-acara seperti pertunjukan musik rakyat yang keuntungannya dibagi rata pada masyarakat sekitar pantai sesuai dengan kontribusinya. Uang hasil keuntungan tersebut juga digunakan untuk memperbaiki fasilitas pantai Bondo seperti jalan, tempat sampah dan rambu-rambu peraturan di pantai Bondo. Maka dari itu, seharusnya pemerintah dan masyarakat sekitar lebih peka dalam menanggapi hal ini mengingat potensi tersebut dapat dikembangkan sebagai penunjang kesejahteraan masyarakat Desa Bondo.
Belum meratanya kesejahteraan masyarakat Desa Bondo menjadi salah satu masalah utama yang perlu diprioritaskan untuk segera diselesaikan. Kurangnya lapangan kerja yang ada di dalam Desa Bondo, Tingkat pendidikan yang rendah, serta terhambatnya sistem distribusi barang dan jasa  akibat masih buruknya aksesibilitas menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi belum meratanya kesejahteraan masyarakat tersebut. Pemerintah sebagai elemen utama yang bertanggung jawab atas kesejahteraan warganya tentu harus memberikan perhatian khusus dan segera mencari solusi terhadap permasalahan ini.
Dalam aspek infrastruktur, secara umum kondisi perhubungan dan transportasi di wilayah Desa Bondo utamanya jaringan jalan dalam kondisi yang buruk. Hampir sebagian jalan di desa Bondo masih tanah yang sangat sulit dilalui oleh kendaraan angkutan sehingga beberapa dukuh di wilayah Desa Bondo mengalami keterisolasian dengan pusat desa. Contohnya Dukuh Ngelak Mulyo dan Dukuh Ombak Mati.  Jaringan jalan poros desa yang terdapat di Desa Bondo (utama desa) mempunyai kondisi yang kurang baik. Kondisi jalan buruk ini merupakan salah satu penyebab lambatnya perkembangan atau pertumbuhan yang ada di wilayah Desa Bondo. Dalam kaitannya dengan sistem pergerakan transportasi angkutan desa Bondo masih sangat kurang utamanya pada desa pusat pertumbuhan hal ini dimungkinkan tingkat pergerakan yang ada di desa Bondo kecil dikarenakan kondisi jaringan jalan yang rusak terutama di Jalur Bangsri – Bondo – Kaliyaman). Trayek angkutan pedesaan tersebut saat ini sudah menjangkau desa namun masih terbatas. Masalah yang dihadapi pada sarana jalan Desa Bondo itu yaitu dalam pencapaian di beberapa dukuh masih ada yang sangat sulit dilakukan terutama pada saat musim hujan karena belum beraspal, belum terpadunya sistem transportasi lokal yang ada khususnya yang melalui desa, sangat terbatasnya angkutan umum yang ada untuk menjangkau seluruh Desa Bondo terutama dukuh yang memiliki aksesibilitas yang kurang memadai. Belum adanya sarana pendukung bagi kelancaran arus pergerakan tranportasi seperti sub terminal angkutan dan halte, pemeliharaan jalan oleh masyarakat belum dapat dilakukan secara optimal walaupun telah ada penarikan retribusi yang dilakukan masyarakat terhadap beberapa kendaraan yang masuk ke Desa Bondo.